Kemacetan khususnya di Ibu Kota Jakarta seakan tidak bisa
dihindari pada waktu-waktu tertentu. Besar kemungkinan itu merupakan ulang
pengendaran serta semrawutnya lalu lintas di Jakarta.Majelis Profesi Masyarakat
Transportasi Indonesia (MTI) Harun Al-Rasyid mengatakan, ada atau tidak adanya
program pemerintah pusat soal Low Cost Green Car (LCGC) atau mobil murah
ramah lingkungan kemacetan tetap akan terjadi.
Kecuali,
kata Haris, perilaku masyarakat Jakarta dalam menggunakan kendaraannya diubah
demi ketertiban bersama, baru kemacetan bisa dihilangkan dikit demi sedikit.
"Macet hanya bisa diatasi bila perilaku
berkendara berubah, untuk itu perilaku masyarakat harus direkayasa berubah lewat
insentif-dissentif pengaturan yang mendukung," kata dia kepada Sindonews, Jumat (27/92013).
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo
mengatakan, kebijakan mobil murah atau Low Cost Green Car (LCGC) itu tidak
sesuai diterapkan di daerah lain yang tingkat kepadatan kendaraannya padat
seperti Jakarta. Karena, tambahnya, masyarakat Indonesia saat ini membutuhkan
transportasi massal yang nyaman dan murah.
"Yang
dibutuhkan itu transportasi umum murah, agar masyarakat bisa beralih dari
kendaraan pribadi yang (hanya) akan menambah kemacetan," katanya di Balai
Kota Jakarta, Selasa 24 September 2013. Saat
ditanya apakah dirinya akan berkonsolidasi dengan kepala daerah lainnya yang
menolak kebijakan mobil murah ini, Jokowi menyatakan, sudah mengambil langkah awal
penolakan dengan menyurati Wakil Presiden Boediono.
"Kita kan sudah nyuratin. Kalau saya
menolak, memang karena Jakarta sudah macet. Sehingga saya ngomong mobil murah
itu enggak benar. Transportasi umum yang murah itu yang benar," tandasnya.
*dikutip dari SindoNews.
·
Menurut saya penyebab utama kemacetan di Jakarta adalah,
1.
Tidak adanya pelebaran jalan. Sedangkan jumlah kendaraan
bermotor terus bertambah dari tahun ke tahun. Sebagian pajak kendaraan
seharusnya disisihkan untuk biaya pelebaran atau pembuatan jalan baru.
2.
Kemakmuran yang membuat semua orang mampu beli kendaraan,
ditunjang pula oleh sistem perkreditan. Juga kota Jakarta sebagai tujuan
migrasi membuat padat kota ini.
3.
Putaran Arah (U-Turn). Ini tidak di-design dengan baik.
Hampir pada setiap u-turn terjadi kemacetan. Bagian tata kota khususnya
lalu lintas tidak menjalankan tugasnya dengan baik. Banyak kasus kendaraan
melakukan u-turn sampai 2 atau 3 jalur sedangkan lebar jalan hanya 4 jalur.
4.
Perilaku kendaraan umum menaikkan dan menurunkan di sembarang
tempat. Sering kali juga menaikkan atau menurunkan penumpang di tengah2 jalan
karena sopirnya malas menepi!
5.
Adanya kendaraan dengan ukuran sedang seperti Bajaj! Jika sedang
dalam kemacetan, seringkali Bajaj menyelinap di antara 2 mobil. ni menghambat
arus jalan yang sebenarnya bisa digunakan oleh pengendara sepeda
motor. Sopir Bajaj merasa muat kali untuk masuk di celah2 kemacetan dan
akhirnya malah memperparah kemacetan itu sendiri. Bayangkan kemacetan
mobil itu adalah tubuh kita dan celah2 kemacetan itu arus darah tubuh
kita. Dan Bajaj itu adalah gumpalan minyaknya yang menghambat arus darah.
6.
Hujan, cukup setengah jam saja bisa membuat Jakarta macet
total. Lagi - lagi sistem tata kota yang kurang apik. Alasan lainnya semua memilih
naik mobil sendiri dan pada akhirnya mempersempit jalan sehingga membuat
kemacetan yang panjang.
7.
Kesalahan teknis seperti lampu lalu lintas yang mati. Ataupun
ada kendaraan yang mogok di tepi atau tengah jalan.
8.
Persimpangan tanpa lampu lalu lintas
9.
Rendahnya disiplin kita semua. Baik pemilik mobil, motor,
sopir kendaraan umum, penumpang kendaraan umum, pengguna jalan, pedagang kaki
lima. Semua turut mempunyai andil dalam kemacetan di Jakarta.
·
Dampak
Kemacetan Lalu Lintas
Kemacetan
lalu lintas sangatlah tidak disukai oleh semua masyarakat, karena kemacetan
dapat menyebabkan banyak kerugian terhadap para pengguna jalan. Dampak
kemacetan lalu lintas antara lain adalah pemborosan BBM, pemborosan waktu serta
menimbulkan polusi udara. Pemborosann BBM terjadi karena kemacetan menyebabkan
kendaraan menjadi terhambat sehingga terjadi pembakaran yang tidak efektif.
Selain
pemborosan BBM, bila terjadi kemacetan tentu kita juga akan rugi waktu.
Misalnya jarak 60 km bisa kita tempuh hanya dengan waktu 1 jam, maka bila
terjadi kemacetan dengan waktu yang sama mungkin kita hanya dapat menempuh
jarak 10-20 km saja.
Jadi
dampak yang ditimbulkan oleh kemacetan lalu lintas sangat banyak. Selain waktu
dan biaya, kemacetan lalu lintas juga dapat menyebabkan stress dan menimbulkan
emosi. Akibatnya pekerjaan pun menjadi terganggu. Kadang-kadang akibat
terburu-buru akan terjadi kecelakaan yang dapat mengancam nyawa para pengguna
jalan.
Kemacetan
juga menyebabkan laju kendaraan menjadi lambat dan pembakaran pun menjadi lama,
pembakaran yang lama akan menghasilkan karbondioksida sehingga akan menimbulkan
polusi udara yanng semakin banyak. Karbondioksida mengandung racun yang dapat
mengganggu kesehatan masyarakat sehingga produktivitas menurun. Bila produktivitas
menurun maka perekonomian juga akan terganggu.
Selain
itu, kemacetan juga dapat mengganggu kelancaran kendaraan darurat seperti
ambulans dan pemadam kebakaran dalam menjalankan tugasnya. Jadi dampak yang
diakibatkan oleh kemacetan lalu lintas sangat luas, mulai dari bidang
kesehatan, ekonomi hingga produktivitas kerja.
Dapat
disimpulkan kemacetan lalu lintas dapat menimbulkan dampak-dampak negatif,
antara lain :
a) Kerugian waktu, karena kecepatan
yang rendah.
b) Pemborosan energi.
c) Keausan
kendaraan lebih tinggi, karena waktu yang lebih lama untuk jarak yangpendek, radiator tidak berfungsi dengan baik dan penggunaan rem yang
lebih sering.
d) Meningkatkan polusi udara, karena
pada kecepatan rendah konsumsi energi lebih tinggi, dan mesin tidak beroperasi
pada kondisi yang optimal.
e) Meningkatkan stress pengguna jalan.
f) Mengganggu kelancaran kendaraan
darurat seperti: ambulans, pemadam kebakaran dalam menjalankan tugasnya.
· Pemecahan Permasalahan Kemacetan
Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk memecahkan
permasalahan kemacetan lalu lintas yang harus dirumuskan dalam suatu rencana
yang komprehensif yang biasanya meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
1. Peningkatan
kapasitas jalan.
Salah satu langkah yang penting dalam memecahkan
kemacetan adalah dengan meningkatkan kapasitas jalan/parasarana
seperti :
b)
Memungkinkan.Merubah
sirkulasi lalu lintas menjadi jalan satu arah.
c)
Mengurangi konflik dipersimpangan melalui pembatasan arus
tertentu biasanya yang
paling dominan membatasi
arus belok kanan.
sebidang/flyover.
e)
Mengembangkan inteligent transport sistem.
2.
Keberpihakan kepada angkutan umum.
Untuk meningkatkan daya dukung jaringan
jalan dengan adalah mengoptimalkan
kepada angkutan yang efisien dalam penggunaan ruang jalan antara
lain :
a) Pengembangan
jaringan pelayanan angkutan umum.
b) Pengembangan
lajur atau jalur khusus bus ataupun jalan khusus bus yang di
d) Subsidi langsung
seperti yang diterapkan pada angkutan kota di Transjakarta, Batam ataupun
Jogjakarta maupun tidak langsung melalui keringanan pajak kendaraan bermotor, bea masuk kepada angkutan umum.
3. Pembatasan
kendaraan pribadi.
Langkah ini biasanya tidak populer tetapi bila kemacetan semakin parah harus dilakukan manajemen lalu lintas yang lebih ekstrem sebagai berikut:
Langkah ini biasanya tidak populer tetapi bila kemacetan semakin parah harus dilakukan manajemen lalu lintas yang lebih ekstrem sebagai berikut:
a) Pembatasan
penggunaan kendaraan pribadi menuju suatu kawasan tertentu
seperti yang direncanakan akan
diterapkan di Jakarta melalui Electronic Road
Pricing (ERP). ERP berhasil dengan
sangat sukses di Singapura, London,
dilakukan dengan penerapan tarip parkir
yang tinggi di kawasan yang akan
dibatasi lalu lintasnya, ataupun
pembatasan penyediaan ruang parkir
dikawasan yang akan dibatasi lalu
lintasnya,
b) Pembatasan
pemilikan kendaraan pribadi melalui peningkatan biaya
masuk yang tinggi.
c) Pembatasan lalu
lintas tertentu memasuki kawasan atau jalan tertentu,
seperti diterapkan di Jakarta yang
dikenal sebagai kawasan 3 in 1 atau
·
Peran
Pemerintah
Urbanisasi dan angka kelahiran yang
tinggi menyebabkan pertumbuhan penduduk menjadi tidak terkendali. Berarti
pemerintah harus membatasi laju urbanisasi dan menekan angka kelahiran dengan
cara menjalankan program keluarga berencana.
Bila pemerintah berhasil menangani
laju urbanisasi dan angka kelahiran, maka jumlah pengguna jalan juga akan
terkendali. Untuk mencegah semakin parahnya keadaan lalu lintas, pemerintah
perlu megupayakan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan memaksimalkan
kendaraan umum, selain membangun ruas jalan baru, pemerintah juga harus
menetapkan batas kecepatan suatu kendaraan untuk meminimalisasi terjadinya
kecelakaan lalu lintas yang dapat menyebabkan kemacetan.
Disamping itu, pemerintah juga
sebaiknya memperbaiki jalan yang rusak, memperlebar jalan, menambah jembatan
peyeberangan dan memperbaiki jembatan penyeberangan yang rusak. Setelah semua
itu terlaksana, pemerintah tetap tidak boleh langsung bersenang-senang, karena
mereka juga masih harus memperbaiki rambu-rambu lalu lintas, memperbaiki lampu
lalu lintas serta sebisa mungkin menjadikan halte agar dapat menjadi lebih aman
dan nyaman.
Busway dibuat lebih efektif dengan
menambahkan jumlah armada, sehingga penumpang tidak menunggu lama dan waktu
tempuh menjadi lebih cepat atau lebih singkat. Selain itu pemerintah harus pula
mengoptimalkan kereta api yang telah ada, meningkatkan pelayanan dan
kenyamanannya baik di stasiun maupun di dalam kereta api itu sendiri, sehingga
banyak penggua jalan yang mau berpindah dari kendaraan pribadi ke kereta api.
Peraturan ditegakkan sehingga
penduduk menjadi lebih disiplin. Apabila ada kendaraan yang bersalah segera
ditilang sesuai dengan aturan yang berlaku. Misalnya angkutan umum yang
berhenti bukan di halte, kendaraan yang menerobos lampu merah, motor yang
berada di jalur kanan serta pejalan kaki yang tidak disiplin juga harus didenda
agar mereka merasa jera dengan apa yang telah mereka lakukan. Selain semua itu,
pemerintah juga harus mengajak para pengguna jalan agar beralih dari kendaraan
pribadi ke kendaraan umum.
·
Peran
Masyarakat.
Masyarakat sebagai pengguna
jalan juga dapat membantu pemerintah dalam menangani kemacetan lalu lintas
seperti dengan beralih ke angkutan umum yang tersedia dan lebih tertib berlalu
lintas agar para pengguna kendaraan pribadi seharusnya mengikuti aturan agar
tidak mengganggu pengguna jalan yang lain. Pejalan kaki harus mau membiasakan
diri berjalan di trotoar dan menyeberang di jembatan penyeberangan. Apabila
ingin menggunakan angkutan umum, maka kita harus menghentikan angkutan tersebut
di halte yang telah di sediakan, begitu pula bila ketika hendak turun.
Untuk para supir hendaknya mempunyai
kesadaran yang tinggi untuk mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Supir angkutan
umum tidak berhenti di sembarang tempat. Pada saat berhenti kendaraan
dipinggirkan agar tidak mengganggu kendaraan lain dan jangan menjadikan perempatan
atau pertigaan sebagai terminal. Pedagang kaki lima sebaiknya tidak
berdagang di trotoar karena trotoar merupakan haknya pejalan kaki, begitu juga
pejalan kaki untuk tidak membeli barang-barang di troatoar.
Apabila menggunakan kendaraan
pribadi sebaiknya gunakan kendaraan yang kecil dan jangan mencoba untuk
menerobos lampu merah jika terjadi kemacetan lalu lintas dan jangan menggunakan
kendaraan pribadi untuk keperluan yang tidak penting.
Bagi para pengguna sepeda motor
gunakanlah selalu jalur kiri dan dengan kecepatan yang tidak tinggi. Selain itu
utamakanlah keselamatan anda dengan menggunakan peralatan keselamatan seperti
helm.
Jakarta, Aktual.com — Permasalahan Ibukota Jakarta seperti kemacetan, kesemrautan, dan rendahnya kesadaran tertib lalu lintas masyarakat yang menyebabkan terjadinya kecelakaan merupakan pemadangan yang kerap terjadi. Tak hanya itu kondisi angkutan umum pun masih jauh dari harapan.
BalasHapusKetua Presidium Indonesia Traffic Watch (ITW), Edison Siahaan mengatakan bahwa dengan kondisi dan keadaan tersebut namun pemerintah terkesan melakukan pembiaran.
“Anehnya, meskipun kemacetan lalu lintas sudah sangat serius, karena sudah menghambat aktivitas dan kreatifitas masyarakat, namun pemerintah sepertinya menjadikannya hal yang biasa,” katanya, Sabtu (8/8).
Lalu Lintas Jakarta ‘Semrawut’, ITW: Kinerja Pemprov DKI Tidak Maksimal