Kasus
:
Hans adalah seorang anak yang
baik. Selalu menurut apa kata orangtua. Ibu nya sangat beruntung mempunyai anak
seperti Hans yang selalu berbakti kepada orang tua. Umur Hans 20 tahun. Hans
mempunyai seorang pacar yang berkuliah di Bandung. Walaupun pacaran mereka Long
Distance Relationship, tetapi hubungan mereka tetap berlangsung harmonis. Pacar
Hans bernama Imah. Sering sekali Imah di ajak ke rumah Hans untuk
bersilaturahmi dengan keluarga Hans yang berdomisili di Jakarta. Keluarga Hans
juga menyambut baik Imah tak terkecuali sang ibu. Tak jarang pula, Hans
berkunjung ke Bandung untuk menemui keluarga Imah.
Keluarga dari kedua belah pihak
pun merestui mereka berpacaran. Orang tua Hans kagum dengan Imah karena Imah
adalah anak yang berprestasi di ITB. Setelah 1tahun menjalin hubungan dengan
Imah, Hans ingin merayakan anniversary 1st dengan memberikan
surprise kepada Imah di Bandung. Ternyata dengan kedatangan Hans ke Bandung,
Imah kaget karena tidak ada pemberitahuan sebelumnya. Hans pun menghadiahkan sebuah cincin perak
pertanda bahwa hubungan mereka kea rah yang lebih serius. Imah pun kaget dan
terharu. Tapi ada sesuatu yang ingin di bicarakan Imah kepada Hans di hari
tersebut. Imah pun langsung berbicara kepada Hans dengan jujur, bahwa selama
ini Imah tidak 100% sepenuhnya mencintai Hans.Selama kurun waktu setahun, hati
Imah masih terbagi dengan Anto, mantan pacar Imah semasa SMA. Imah ternyata
masih menyimpan hati dengan Anto, karena kenangan bersama Anto yang tak
terlupakan. Hans pun geram. Apa yang dilakukannya untuk Imah terbilang sia-sia.
Mendengar cerita dari Imah, Hans memutuskan
untuk mengakhiri hubungannya dengan Imah. Tetapi Imah tidak ingin putus dari
Hans, Imah butuh waktu untuk mencintai Hans sepenuh hati. Waktu setahun tidak
cukup bagi Imah untuk melupakan Anto, mantan pacarnya dahulu. Hans tetap
bersikukuh untuk putus. Dengan nada yang marah, Hans pun meninggalkan rumah
Imah untuk kembali pulang ke Jakarta. Setelah kejadian tersebut, hubungan Hans
dan Imah pun semakin renggang. Walau hubungan mereka telah kandas, Imah tetap
ingin berhubungan baik dengan Hans sebagai teman. Hans pun menerima hal
tersebut . Dan hubungan mereka pun beralih yang dahulu pacaran menjadi teman.
Hubungan tersebut tak lama di dengar oleh ibu Hans. Ibunya tidak terima kalau
Hans di perlakukan seperti itu oleh Imah. Karena sang ibu mengetahui kalau Hans
sangat mencintai Imah. Setelah kejadian tersebut, Ibu Hans kurang suka kepada
Imah. Hans dilarang oleh ibunya untuk bertemu kembali dengan Imah walaupun
status hubungannya tidak berpacaran.
Hans juga dilarang bermain dengan teman-teman Imah, karena sang ibu
takut berdampak buruk terhadap anaknya.
Dengan perlakuan ibunya terhadap Hans, pergaulan
Hans dibatasi. Hans menjadi kesal. Hans tetap tidak mau terima keputusan dari
ibunya dengan melarang berteman denga imah dan teman-temannya.
Ruang gerak dia untuk bermain di
batasi oleh sang ibu. Sering sekali terjadi adu mulut antara Hans dan ibunya
masalah Hans bergaul dengan khususnya dengan Imah dan temannya. Hal ini terjadi
hingga bertahun-tahun. Imah pun mengetahui kalau ibunya Hans tidak suka lagi
kepada dirinya. Hubungan pertemanan mereka semakin merenggang. Sudah lebih dari
2 tahun hal ini terjadi. Antara Hans dan ibunya pun masih terjadi perselisihan.
Masalah pergaulan dengan teman-teman Hans tak kunjung usai. Ibunya terus
mempermasalahkan hal tersebut. Hans seperti terkekang, seperti tak punya teman
sekarang.
Hans juga harus cepat melupakan
kenangan bersama Imah, karena sekarang Imah bukan lagi pacarnya. Ibu Hans juga
merasa bersalah karena melihat anaknya seperti tidak punya teman dekat. Karena
Hans lebih sering terlihat murung akhir-akhir ini. Perselisihan antara Hans dan
ibunya setelah sekian lama, akhirnya di damaikan oleh ayahnya. Bapak Hans
memberikan nasihat kepada istrinya untuk tidak membatasi ruang gerak anaknya
dalam bergaul. Dan sang ayah menasehati anaknya untuk tidak lagi berselisih
oleh ibunya. Kegagalan dalam menjalin hubungan itu adalah hal yang biasa
khususnya dalam berpacaran, yang terpenting adalah Hans bisa kembali seperti
semula dan mempunyai banyak teman. Setelah itu, ibunya sadar kalau apa yang
dilakukan terhadap anaknya itu salah. Ibu Hans berbicara empat mata dengan Hans
dan member ruang gerak Hans untuk berteman dekat dengan siapa pun asalkan tahu
batas-batasan dan norma agama. Hans menyambut gembira mendengar ucapan dari
sang ibu.
Hans juga meminta maaf atas
perlakuan dirinya terhadap ibunya yang sudah 2 tahun lebih berselisih paham
tentang pergaulan dirinya terhadap teman-temannya. Terutama dalam hal
berpacaran, Hans di minta ibunya untuk berhati-hati dalam memilih dan bersikap.
Akhirnya Hans dan ibunya dapat kembali menjalin hubungan baik layaknya hubungan
ibu dan anak.
Komentar
saya :
Saya sangat prihatin dengan
kasus seperti ini, hanya dikarenakan sang ibu melarang anaknya bergaul dengan
temannya, sang anak marah dan tidak mau berbicara dengan ibunya selama
bertahun-tahun. Padahal ibu tersebut khawatir dan takut anaknya terjerumus ke
dalam pergaulan bebas dan demi kebaikan sang anak namun sang anak tidak mau
mengerti.
Seharusnya sang anak bisa
mengerti maksud ibunya dan coba mendengarkan nasihatnya demi kebaikannya, biar
bagaimanapun ibu adalah seorang yang melahirkan kita, mengayomi kita dari kecil
dengan kasih sayang lebih mengerti kita oleh karena itu kita harus
menghormatinya bukannya malah membela teman dekat. Apabila memang sang ibu
salah kita bisa buktikan dan tunjukkan bahwa perkataan sang ibu salah bukannya
malah berakhir dengan pertengkaran.
Solusi untuk kasus ini :
·
Peranan orang ketiga (ayah, saudara) untuk
menasehati sang anak secara baik-baik tanpa emosi maksud tujuan sang ibu
bertindak seperti itu.
·
Menciptakan suasana kekeluargaan lalu membahas
masalah ini bersama-sama di ruang keluarga.
·
Sang ibu berusaha lebih dekat dan mengerti
maksud sang anak apabila sang anak tetap kukuh tidak ada yang salah dengan
pertemanannya lalu membuktikannya sendiri.
·
Sang anak juga berusaha meluluhkan hati ibunya
dan membuktikan secara baik-baik dan dengan hormat apabila yakin dirinya benar.
·
Yang pasti prasangka buruk akan selalu membawa
masalah, oleh karena itu fakta yang nyata menjadi solusi yang terbaik
·
Apabila fakta telah terungkap, salah satu pihak
yang salah harus mengakui dirinya salah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar